Kali oknum berbicaca berkenaan denah (kuno), karakter mau terkenang ala dwi logat, ialah “cartography” lalu “map”. Cartography berpangkal dari tata susila Yunani “chartis”, kaidah Latin “charta” pakai “graphein”. Celoteh chartis artinya seia sekata pakai map nan berharga atlas, sedangkan celoteh graphein artinya setanding serta catat. Cartography diartikan selaku lingkungan perkara pencitraan butala (graphein) ataupun pembentukan atlas (mapmaking), ala satu latar papak.
Selain kedua terma itu, kita kerap mengikuti peri “atlas” demi “… a collection of maps or charts”. Bermacam Rupa denah posisi dikumpulkan alias diikat selaku tunggal batin motif bacaan nan umumnya ditambah atas gambar serta analisis ilustratif (A book or bound collection of maps, sometimes with supplementary illustrations and graphic analyses). Intern hal ini tinggal lebat kapita nan berpendapat bahwa “atlas” setanding bersama “atlas”. Tinggal terselip satu terma pula nan dulu atas Indonesia benar terkenal namun kini telah enggak dipakai lagi. Selagi bersila ala rehal SR tarikh 1950-an, tempo aba alias mama mentor membentuk disiplin rat berkelanjutan dibantu lewat jasad nan disebut “kar”. Omong “kar” artinya klop sambil “peta”, diambil dari tutur kata Belanda “kaart”.
Peta pula berangkaian karena kata-nama parak sepantun topografi serta toponimi. Topografi adalah roman paras rat pada satu mintakat alias landasan. Pula berfaedah analisis ataupun pemecahan nan rinci perkara keadaan depan butala pada satu padang. Toponimi adalah unit dari onomastika, yakni bidang nan menyeliduki berhubungan asal-usul, roman, lalu arti sebutan badan, terpenting julukan wong lagi ajang. Mang Baris (Prof. Dr.AyatrohaĆ©pada) menganjurkan supaya kata toponimi diganti karena istilah ”widyaloka”. Sementara itu menurut Prof. Jacub Rais label faktor ilmu permukaan bumi maupun disingkat “nama geografik” (geographical names) disebut “toponim”. Selaku literal toponim berharga “nama bekas” (place names). Nama Baik ajang tiada kudu diartikan nama pemukiman (nama ajang tinggal), tapi nama anasir ilmu permukaan bumi nan tersedia di suatu tempat (daerah), bagai batang air, pongsu, bukit, tanah, semenanjung, dsb. Unsur-unsur itu dikaji lagi diurai sebagai rinci akan keadaannya ke berarti peta nan dikenal dengan istilah “topografi”.